BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah
Menunggu dalam suatu
antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Siapa pun yang pergi berbelanja atau ke bioskop telah mengalami ketidaknyamanan
dalam mengantri untuk membeli atau membayar tiket. Yang menghabiskan sebagian
waktunya untuk mengantri bukan hanya orang saja, tetapi juga produk yang
menunggu giliran untuk diperbaiki, dan sebagainya. Karena waktu merupakan
sumber daya yang berharga, pengurangan dalam waktu menunggu merupakan topik
penting dalam analisa.
Mulyono (2002:285)
mengemukakan bahwa:
“Analisa antrian
pertama kali diperkenalkan oleh A.K. Erlang pada tahun 1913, yang mempelajari
fluktuasi permintaan fasilitas telepon dan keterlambatan pelayanannya. Saat ini
analisis antrian banyak diterapkan di bidang bisnis (bank, supermarket),
industri (pelayanan mesin otomatis), transportasi (pelabuhan udara, pelabuhan
laut) dan lain-lain. Seperti halnya analisis Markov, analisis antrian
memberikan informasi probabilitas yang dinamakan operating characteristics, yang
dapat membantu pengambil keputusan dalam merancang fasilitas pelayanan antrian
untuk mengatasi permintaan pelayanan yang fluktuatif secara random dan menjaga
keseimbangan antara biaya pelayanan dan biaya menunggu”.
Antrian dapat ditemui
pada beberapa fasilitas pelayanan umum di mana masyarakat atau barang akan
mengalami proses antrian dari kedatangan, memasuki ruangan, menunggu, hingga
proses pelayanan berlangsung. Contohnya antrian mobil-mobil yang memasuki
tempat usaha pencucian mobil, antrian para nasabah di bank untuk mendapatkan
pelayanan dari para teller, antrian para pelanggan di suatu swalayan untuk melakukan
pembayaran di kasir. Begitu juga dengan rumah sakit, pasien yang datang
langsung dapat mendaftar dan kemudian menunggu sampai dipanggil nomor
antriannya untuk dilayani.
2 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
merupakan sebuah rumah sakit pemerintah yang dikelola pemerintah pusat dengan
Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara, terletak di lahan yang luas di
pinggiran kota Medan. Rumah Sakit ini pernah menjadi pusat pelayanan dan
penanganan korban jatuhnya pesawat Mandala Airlines sesaat setelah lepas landas
dari Bandara Polonia dalam tujuannya ke Bandara Soekarno-Hatta pada 5 September
2005. Rumah Sakit H. Adam Malik mulai berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991
dengan pelayanan rawat jalan, sedangkan untuk pelayanan rawat inap baru dimulai
tanggal 2 Mei 1992.
(http://www.id.wikipedia/org/wiki/Rumah_Sakit_Adam_Malik)
Menurut wawancara yang
dilakukan pada tanggal 29 Juli 2012 dengan bapak S. Sihotang sebagai pegawai
loket informasi di RSU Pusat H. Adam Malik Medan mengatakan bahwa disiplin antrian
yang digunakan di rumah sakit ini adalah first come first served, di mana suatu
peraturan terhadap pasien yang pertama datang itulah yang pertama dilayani.
Proses untuk
mendapatkan pelayanan pasien rawat jalan yang menggunakan JAMKESMAS/JAMKESDA di
RSU Pusat H. Adam Malik Medan adalah sebagai berikut:
1. Pasien datang ke
pusat informasi mengisi dan melengkapi berkas untuk pelayanan yang diperlukan.
2. Pasien mengambil
nomor antrian di ruang Instalasi Rawat Jalan.
3. Pasien mendaftarkan
berkas di loket 2.
4. Pasien menunggu
pengambilan berkas kartu berobat di loket 5.
5. Pasien mengambil
mengambil berkas kartu berobat dan pergi menuju poliklinik yang sesuai dengan
penyakitnya.
3 Struktur antrian
dasar yang digunakan di RSU Pusat H. Adam Malik Medan adalah satu saluran
banyak tahap (single channel multiple phase) dan disajikan pada Gambar 1.1.
pasien
datang
loket informasi
mengambil loket 2 loket 5 poliklinik
nomor antrian yang
dituju
Gambar 1.1.
Struktur Antrian Dasar
di RSU Pusat H. Adam Malik Medan
Oleh sebab itu di RSU
Pusat H. Adam Malik Medan sering terjadi antrian yang panjang pada pukul
08.00-11.00 WIB, yang disebabkan banyaknya pasien rawat jalan yang menggunakan
JAMKESMAS/JAMKESDA menunggu di loket 5 yaitu tempat pengambilan berkas kartu
berobat di Instalasi Rawat Jalan. Sementara pada pukul 12.00-13.00 WIB sering
tidak terjadi antrian yang menyebabkan pelayan menganggur.
Hal ini menjadi
perhatian yang sangat penting bagi pihak RSU Pusat H. Adam Malik Medan.
Pelayanan yang optimal dalam dunia kesehatan adalah suatu hal yang sangat
penting, karena disamping menyangkut masalah baik buruknya reputasi rumah
sakit, juga menyangkut masalah nyawa dari pasien itu sendiri. Untuk mengatasi
masalah antrian ini sudah selayaknya pihak rumah sakit menambah fasilitas
pelayanan yang dibutuhkan agar dapat mengurangi antrian.
Dengan demikian penulis
melakukan penelitian secara sistematis untuk menganalisis antrian di Rumah Sakit
Umum Pusat H. Adam Malik Medan dan mencari solusi untuk mengatasi terjadinya
antrian. Sehingga dapat memuaskan pasien dan menciptakan kedisplinan dalam
rumah sakit dan memberikan pelayanan yang optimal.
Dari uraian di atas,
penulis mengangkat permasalahan ini sebagai judul skripsi yaitu “Analisis
Sistem Antrian Pelayanan Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam
Malik Medan”.
4
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana mengatasi
terjadinya antrian terhadap pasien rawat jalan yang menggunakan JAMKESMAS/JAMKESDA
di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan dengan mengaplikasikan analisis
antrian?
1.3. Batasan Masalah
Agar pembahasan masalah
dalam tulisan ini tidak menyimpang, maka diperlukan beberapa batasan masalah
yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan
di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.
2. Penelitian
difokuskan kepada pasien rawat jalan yang menggunakan JAMKESMAS/JAMKESDA yang
menunggu di loket tempat pengambilan berkas kartu berobat.
3. Disiplin antrian
yang digunakan adalah first come first served .
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan
penelitian adalah mencari solusi untuk mengatasi terjadinya antrian dengan
mempertimbangkan juga faktor biaya berkaitan dengan penambahan pelayanan yaitu
total biaya tunggu sistem antrian yang minimum terhadap pasien rawat jalan yang
menggunakan JAMKESMAS/JAMKESDA di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan
dengan mengaplikasikan analisis antrian.
5
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat
penelitian adalah sebagai berikut:
a. Bagi pihak rumah
sakit, sebagai bahan masukan dalam menentukan kebijakan mengurangi antrian
untuk peningkatan pelayanan pada Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.
b. Bagi peneliti,
sebagai penerapan teori analisis antrian yang diperoleh selama kegiatan
perkuliahan ke dalam praktek sebenarnya, serta sebagai pengalaman dalam
menganalisis suatu masalah secara ilmiah.
c. Bagi penelitian
sejenisnya, sebagai referensi yang berhubungan dengan masalah analisis antrian
dalam pengembangan penulisan karya tulis ilmiah.
Tinjauan Pustaka
Pengertian Sistem
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Sistem
Manajemen
yang modern yang ada saat ini berkembang dari suatu teori dan metode ilmiah
yang kompleks. Teori dan metode tersebut didasarkan pada pendekatan secara
teknik-teknik tertentu. Suatu teknik-teknik itu harus membuat suatu pemahaman
tentang organisasi secara keseluruhan, terstruktur dan terintegrasi satu sama
lainnya. .
2.1.1 Definisi sistem
Suatu sistem yang
dibangun dan dikembangkan untuk menunjang proses manajerial dan proses
operasional perbankan haruslah berdasarkan tatanan teknologi yang bersaing,
yaitu teknologi yang berbasis komputer.
Untuk dapat
mendefinisikan sistem ada dua penekanan, yaitu :
1.Penekanan prosedur
Prosedur adalah suatu urutan operasi klerikal (tulis-menulis), biasanya
melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih departemen yang
berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran
tertentu.
2.Elemen atau Komponen
Suatu sistem
berdasarkan penekanan pada elemem atau komponen adalah kumpulan dari
elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran
tertentu dari suatu organisasi.
Dari
beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan pengertian sistem adalah
sebagai berikut :
1). Sistem
adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan
suatu sasaran tertentu.
2). Sistem
adalah kumpulan elemen-elemen yang saling berhubungan dan bertanggung jawab
memproses masukan sehingga menghasilkan keluaran.
3). Sistem
adalah kumpulan (gabungan objek atau ide) yang saling terpadu untuk mencapai
tujuan tertentu.
4). Sistem
adalah sesuatu yang mempunyai tujuan dan sasaran sebagai hasil akhir.
5). Sistem
adalah sebuah tatanan (keterpaduan) yang terdiri atas sejumlah komponen
fungsional yang saling berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk
memenuhi suatu proses ataupun pekerjaan tertentu.
2.1.2 Komponen
Sistem
Untuk membentuk suatu
sistem ada beberapa komponen yang harus dimiliki, antara lain:
1. Perangkat
keras/ hardware adalah komponen fisik berupa peralatan input, proses
dan output .
2. Perangkat
lunak/ software adalah instruksi-instruksi yang membuat komputer
sebagai perangkat keras melakukan pekerjaan tertentu.
3. SDM/ brainware adalah
user atau pengoperasi sistem.
4. Data
adalah fakta-fakta, perkiraan-perkiraan, pendapat-pendapat yang belum memiliki
arti kegunaan.
5. Prosedur
adalah instruksi-instruksi yang digunakan dalam mengoperasikan sistem.
2.1.3 Konsep Dasar
Informasi
Informasi
ibarat darah yang mengalir didalam tubuh organisasi, sehingga informasi ini
sangat penting didalam suatu organisasi. Informasi yang diolah menjadi bentuk
yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima. Sumber dari informasi
adalah data (kenyataan yang akan menggabungkan kejadian-kejadian dan kesatuan
nyata).
Beberapa definisi dari
Informasi :
1. Informasi
adalah data yang telah diberikan pengertian dan konteks kegunaannya serta
dikomunikasikan kepada pengguna yang membutuhkannya sebagai keputusan.
2. Informasi
adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi pemakai dalam mengambil suatu keputusan.
3. Informasi
sebagai data yang telah diolah dapat berupa gambar, teks, dokumen dan suara
yang telah diorganisasikan dan memiliki makna.
4. Informasi
adalah hasil dari kegiatan pengolahan data yang memberikan bentuk yang lebih
berarti dari suatu kejadian.
2.1.4 Konsep Dasar
Sistem Informasi
Sistem informasi adalah
suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan, pengolahan,
transakssi harian, pendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi
dari suatu organisasi serta penyediaan laporan-laporan yang diperlukan.bagi
pihak luar tertentu.
Sistem informasi adalah
system yang menyediakan informasi yang sepesifik yang mendukung proses
pengambilan keputusan pada setiap tingkatan organisasi.
Sistem informasi adalah
seperangkat tata cara,metodologi,organisasi,perangkat lunak,dan perangkat keras
yang dibutuhkan untuk memasukkan dan mengambil kembali data yang dibutuhkan
untuk menjalankan dan mengelola organisasi.
2.1.5 Konsep
Dasar Analisis Sistem
Analisis
sistem adalah suatu proses untuk memahami sistem yang ada, termasuk mendiagnosa
masalah dan memberikan solusi penyelesaian.
Adapun langkah-langkah
menganalisis sistem informasi adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi
masalah-masalah yang ada
2. Memahami
kerja sistem yang ada
3. Membuat
laporan hasil analisis
2.1.6 Konsep Dasar
Perancangan Sistem
Perancangan
sistem dimaksudkan untuk menghasilkan sistem informasi baru yang
benar-benar dapat menjalankan semua aktifitas dengan baik sehingga dapat
menghasilkan suatu hasil yang digunakan sesuai dengan tujuan.
Perancangan
sistem informasi adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan system,
pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang
bangun implementasi menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.
2.1.7 Komponen Sistem
Informasi
1. Blok
masukan,terdiri dari kombinasi prosedur,logika dan model matematik yang akan
memanipulasi data masukan dan data yang tersimpan di basis data dengan cara
yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.Komponen ini
merupakan bahan dasar dalam pengolahan informasi.
2. Blok
keluaran,merupakan produk dari system informasi berupa informasi yang
berkwalitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta
semua pemakai system.
3. Blok
teknologi,merupakan toolbox untuk menerima masukan,menjalankan model,menyimpan
dan mengakses data,menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu
pengendalian system secara keseluruhan.Teknologi terdiri dari 3 bagian
utama,yaitu teknisi,hardware dan software.
4. Blok
basis data,merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya,tersimpan di hardware computer dan digunakan software untuk
memanipulasinya .Terdapat 3 hal penting terkait basis data,yaitu data yang
diorganisasi dalam bentuk basis data,simpana permanen untuk basis data
tersebut,dan perangkat lunak yang digunakan untuk memanipulasinya.
5. Blok
kendali,merupakan mekanisme yang dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan
bahwa hal-hal yang dapat merusak system dapat dicegah ataupun bila terlanjur
terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat teratasi.
2.1.8 Jenis-jenis
Sistem Informasi
1. Sistem
pengelolaan transaksi,adalah system informasi terkomputerisasi yang
dikembangkan untuk memproses data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis
rutin dan inventarisasi.
2. Sistem
otomasi perkantoran,system yang dipakai untuk menganalisis informasi sedemikian
rupa untuk mentransformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara-cara
tertentu sebelum membaginya atau menyebarkannya secara keseluruhan dengan
organisasi dan kadang-kadang dengan di luar itu.
3. Sistem
kerja pengetahuan,adalah system yang mendukung para pekerja professional
seperti ilmuan,insinyur dan doctor dengan membantu mereka menciptakan
pengetahuan baru dan memungkinkan mereka mengkonstribusikannya ke organisasi
atau masyarakat.
4. Sistem
informasi manajemen,merupakan system yang menghasilkan informasi untuk
kepentingan manajerial atau proses-proses manajemen organisasi.
5. Sistem
pendukung keputusan,merupakan system informasi terkomputerisasi di atas system
informasi manajemen yang lebih menekankan pada fungsi mendukung pengambilan
keputusan di seluruh tahap-tahapnya.
6. Sistem
pakar dan kecerdasan buatan,merupakan system yang menggunakan pendekatan
kecerdasan buatan untuk menyelesaikan masalah serta memberikannya lewat
pengguna bisnis dan secara efektif menangkap dan menggunakan pengetahuan
seorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang alami dalam suatu organisasi.
2.2.Sistem Informasi
Rumah Sakit (SIRS)
2.2.1 . Pengertian
Sistem Informasi Rumah Sakit
Sistem
informasi rumah sakit adalah suatu tatanan yang berurusan dengan pengumpulan
data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisa dan penyimpulan informasi
serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit.
Berikut
merupakan gambar struktur hirarki dari sebuah sistem informasi rumah sakit yang
terdiri dari input,proses,output serta balikan kontrol.
Gambar 2.1 Struktur
Hirarki Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
2.2.2. Jenis Sistem
Informasi Rumah Sakit
Secara
global sistem informasi rumah sakit terbagi atas :
1. Sistem Informasi
Klinik
2. Sistem Informasi
Administrasi
3. Sistem Informasi
Manajemen
Masing-
masing sistem bisa dilakukan secara sendiri-sendiri atau secara bersamaan
sebagai suatu kesatuan yang integral. Dibawah ini merupakan uraian
lebih lanjut mengenai sistem informasi rumah sakit.
1. Sistem Informasi
Klinik
Merupakan sistem
informasi yang secara langsung untuk membantu pasien dalam hal
pelayanan medis. Contoh :
1. Sistem
Informasi di ICU
2. Sistem
Informasi pada alat seperti CT Scan, USG tertentu.
2. Sistem
Informasi Administratif
Merupakan sistem
informasi yang membantu pelaksanaan administratif di rumah sakit. Contoh :
1. Sistem
Informasi Administratif
2. Sistem
Informasi Biling System
3. Sistem
Informasi Farmasi
4. Sistem
Informasi Penggajian
3. Sistem Informasi
Manajemen
Merupakan sistem
Informasi yang membantu manajemen rumah sakit dalam pengambilan keputusan.
Contoh :
1. Sistem
Informasi manajemen pelayanan
2. Sistem
Informasi Keuangan
3. Sistem
Informasi Pemasaran
Ketiga jenis sistem
informasi diatas merupakan pembagian jenis sistem informasi rumah sakit
berdasarkan pemakaiannya dan apabila dikelompokan akan membentuk beberapa kelompok
lagi, yaitu :
1. Individual
Sistem hanya berjalan
sendiri tanpa terkait dengan sistem yang lain. Contoh
a. Sistem
Informasi Billing System
b. Sistem
Penggajian
2. Modular
Beberapa
sistem dikaitkan dalam satu kelompok, sehingga tidak berjalan secara individu.
Contoh :
a. Sistem
Informasi Keuangan
b. Sistem
Informasi Administrasi terkait dengan Billing System.
3.Terpadu
Semua sistem terkait
dan berjalan secara bersamaan serta menjadi satu kesatuan.
2.2.3 Desain SIRS
Rancang
Bangun Rumah Sakit sangat bergantung kepada jenis dari rumah sakit
tersebut. Rumah sakit di Indonesia, berdasarkan kepemilikannya dibagi menjadi
2, sebagai berikut:
a. Rumah
Sakit Pemerintah, yang dikelola oleh:
1) Departemen
Kesehatan,
2) Departemen Dalam
Negeri,
3) TNI,
4) BUMN.
Sifat rumah sakit ini
adalah tidak mencari keuntungan (non profit)
b. Rumah
Sakit Swasta, yang dimiliki dan dikelola oleh sebuah yayasan, baik yang
sifatnya tidak mencari keuntungan (non profit) maupun yang memang mencari
keuntungan (profit)
Berdasarkan sifat
layanannya rumah sakit dibagi 2, sebagai berikut:
a. Rumah Sakit Umum
Untuk
Rumah Sakit Pemerintah, Rumah Sakit Umum digolongkan menjadi 4 tingkatan,
sebagai berikut:
1) Rumah Sakit Umum
tipe A, rumah sakit umum yang memberikan layanan medis spesialistik dan
subspesialistik yang luas.
2) Rumah Sakit Umum
tipe B, rumah sakit umum yang memberikan layanan medis spesialistik dan
subspesialistik yang terbatas.
3) Rumah Sakit Umum
tipe C, rumah sakit umum yang memberikan layanan medis spesialistik yang
terbatas, seperti penyakit dalam, bedah, kebidanan dan anak.
4) Rumah Sakit Umum
tipe D, rumah sakit umum yang memberikan layanan medis dasar.
Untuk Rumah Sakit
Swasta, Rumah Sakit Umum digolongkan menjadi 3 tingkatan sebagai berikut:
1) Rumah
Sakit Umum Pratama, rumah sakit umum yang memberikan layanan medis umum,
2) Rumah
Sakit Umum Madya, rumah sakit umum yang memberikan layanan medis spesialistik,
3) Rumah
Sakit Umum Utama, rumah sakit umum yang memberikan layanan medis spesialistik
dan subspesialisitik.
b. Rumah Sakit Khusus
Rumah
sakit khusus ini banyak sekali ragamnya, rumah sakit ini melakukan penanganan
untuk satu atau beberapa penyakit tertentu dan layanan medis subspesialistik
tertentu. Yang masuk dalam kelompok ini diantaranya: Rumah Sakit Karantina,
Rumah Sakit Bersalin, dsb.
2.2.4 Fungsi SIRS
Berikut
ini beberapa fungsi dari SIRS di bagian-bagian sub system yang ada dalam system
(rumah sakit), yaitu :
a. Subsistem Layanan
Kesehatan, yang mengelola kegiatan layanan kesehatan.
b. Subsistem Rekam
Medis, yang mengelola data pasien.
c. Subsistem
Personalia, yang mengelola data maupun aktivitas tenaga medis maupun tenaga
administrative Rumah sakit.
d. Subsistem Keuangan,
yang mengelola data-data dan transaksi keuangan.
e. Subsistem
Sarana/Prasarana, yang mengelola sarana dan prasarana yang ada di dalam rumah
sakit tersebut, termasuk peralatan medis, persediaan
obat-obatan dan bahan habis pakai lainnya.
f. Subsistem Manajemen
Rumah Sakit, yang mengelola aktivitas yang ada didalam rumah sakit
tersebut,termasuk pengelolaan data untuk plan jangka
panjang,menengah,pendek,pengambilan keputusan dan untuk layanan pihak luar.
Ke
6 subsistem tersebut diatas kemudian harus dijabarkan lagi ke dalam modul-modul
yang sifatnya lebih spesifik. Subsistem Layanan Kesehatan dapat dijabarkan
lebih lanjut menjadi :
1.
Registrasi Pasien, yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan
pengidentifikasian m
aupun pembuatan
statistik dari pasien masuk sampai keluar. Modul ini meliputi pendaftaran
pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan, dan info kamar rawat inap.
2. Rawat
Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti: penyakit dalam, bedah,
anak,obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dan mulut,
kardiologi, radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain
sesuai kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnose dan tindakan terhadap pasien
agar tersimpan dalam rekam medis.
3. Rawat
Inap. Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi
dokter,hubungan dengan poliklinik/penunjang medis.
4.
Penunjang Medis/Laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaan seperti: ECG,
EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan lain-lain.
5.
Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan,
rawat inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab medik), baik
secara langsung maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM. Modul
ini juga mencatat transaksi harian pasien (laboratorium, obat, honor dokter),
daftar piutang, manajemen deposit dan lain-lain.
6.
Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi
obat-obatan.
2.2.5 Manfaat Sistem
Informasi rumah Sakit
Sistem informasi rumah
sakit memiliki beberapa manfaat yang didapat apabila sebuah rumah sakit
menerapkanya dengan baik. Dibawah ini merukan contoh manfaat yang didapat
apabila menggunakan sistem informasi rumah sakit.
1. Pengendalian
mutu pelayanan medis,
2. Pengendalian
mutu dan penilaian produktivitas,
3. Analisa
pemanfaatan dan perkiraan kebutuhan,
4. Perencanaan
dan evaluasi program,
5. Menyederhanakan
pelayanan,
6. Mengembangkan
dan memperbaiki sistem yang telah ada sehingga memberikan suatu nilai tambah
bagi manajemen,
7. Meningkatkan
efisiensi dan efektifitas dalam rangka pengelolaan rumah sakit.
2.2.6 Konsep
Dasar Pengembangan SIRS
Sistem
informasi yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karna beberapa
hal,yaitu :
a. Adanya
permasalahan yang timbul pada sistem lama
b. Untuk
memperoleh peluang
c. Adanya
instruksi
Adapun
dampak dari pengembangan SIRS adalah sebagai berikut :
1. Terjadi
peningkatan kinerja para pegawai dalam organisasi,
2. Adanya
peningkatan informasi yang dibutuhkan organisasi,
3. Meningkatnya
efisiensi,
4. Meningkatnya
pengendalian,
5. Meningkatnya
operasional pelayanan.
Berikut
konsep-konsep dasar pengembangan SIRS, yaitu :
a) System
informasi tidak indentik dengan system komputerisasi (system informasi dengan
cara manual dan system informasi berbasis computer/Computer Based Information
System atau CBIS),
b) Sistem
informasi adlah system yang dinamis,yaitu ditentukan oleh dinamika perkembangan
organisasi dengan konsekuensi perkembangan informasi tidak pernah berhenti,
c) System
informasi mengikuti siklus hidup system,yaitu lahir (berubah dari system
lain), berkembang,mantap dan mati (berubah menjadi system
lain) dengan konsekwensi ada umur layak guna,dimana umur layak guna ditentukan
oleh perkembangan organisasi,perkembangan teknologi,dan perkembangan
tingkat kemampuan user (tingkat pemahaman TI,tingkat kemampuan belajar,dan
tingkat able beradaptasi atau yang dikenal dengan End User Computing/EUC,
d) Daya
guna system informasi ditentukan oleh tingkat integritas system informasi itu
,artinya perlu adanya sinkronisasi antara aspek manual (yang berisi prosedur
operasional standar)sangat dipengaruhi oleh karakteristik user termasuk abling
manajerial pimpinan organisasi dengan aspek otomasi/computer yang dipengaruhi
oleh abling teknik pengembang,
e) Keberhasilan
program ditentukan oleh strategi yang dipilih atau tahapan-tahapan dalam
pengembangan SIRS,yaitu pembuatan rencana induk pengembangan,pembuatan
rancangan global (penjabaran system sampai ke aplikasi,keterkaitan antara
sub-sub system dsb),pembuatan rancangan detail/rinci (pembuatan kamus elemen data,data
flow diagram,dsb),implementasi (pengembangan software aplikasi),dan
operasionalisasi. Dalam pemilihan strategi harus dipertimbangkan berbagai
factor seperti : keadaan yang sekarang dihadapi, keadaan pada waktu system
informasi siap dioperasionalkan dan keadaan dimasa mendatang, termasuk
antisipasi perkembangan organisasi dan perkembangan teknologi.
f) Pengembangan
dengan pendekatan fungsi dan dilakukan secara menyeluruh (holistic).Adapun
kelemahan pendekatan berdasarkan struktur organisasi di antaranya struktur
organisasi seringkali tidak menggambarkan fungsi-fungsi yang ada dalam
organisasi tersebut,dan terjebak dalam kompleksitas struktur organisasi dan
kelemahan berdasarkan secara sektoral/segmental di antaranya ada system yang
tidak terditeksi,menghasilkan system yang terfrekmentasi dan kesulitan dalam
proses integrasi,
g) Informasi
telah menjadi asset organisasi.Penguasaan informasi internal dan eksternal
merupakan salah satu keunggulan kompetitif dan keberadaan informasi
tersebut (menentukan kelancaran dan kwalitas kerja,menjadi ukuran kinerja
organisasi,dan menjadi acuan atau menentukan peringkat organisasi dalam
persaingan baik di tingkat local maupun global) serta biaya pengembangan dan
pemeliharaan SI,
h) Penjabaran
system dengan struktur hirarkis yaitu ada system (terdiri dari 1/lebih
subsistem),sub system (terdiri dari 1/lebih modul),modul (terdiri dari 1/lebih
sub modul),dan sub modul (terdiri dari 1/lebih aplikasi).
2.2.7 Kriteria dan
Kebijakan Pengembangan SIRS
Dalam
melakukan pengembangan SIRS, pengembang haruslah bertumpu dalam 2 hal penting
yaitu kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS dan sasaran pengembangan SIRS
tersebut. Adapun kriteria dan kebijakan yang umumnya dipergunakan dalam penyusunan
spesifikasi SIRS adalah sebagai berikut:
a. SIRS harus dapat
berperan sebagai subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional dalam memberikan
informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.
b. SIRS harus mampu
mengaitkan dan mengintegrasikan seluruh arus informasi dalam jajaran Rumah
Sakit dalam suatu sistem yang terpadu.
c. SIRS dapat menunjang
proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan maupun pengambilan
keputusan operasional pada berbagai tingkatan.
d. SIRS yang
dikembangkan harus dapat meningkatkan daya-guna dan hasil-guna terhadap
usaha-usaha pengembangan sistem informasi rumah sakit yang telah ada maupun
yang sedang dikembangkan.
e. SIRS yang
dikembangkan harus mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap perubahan dan
perkembangan dimasa datang.
f. Usaha pengembangan
sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu dengan biaya investasi yang tidak
sedikit harus diimbangi pula dengan hasil dan manfaat yang berarti (rate of
return) dalam waktu yang relative singkat.
g. SIRS yang
dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian sedini mungkin.
h. Pentahapan
pengembangan SIRS harus disesuaikan dengan keadaan masing-masing subsistem
serta sesuai dengan kriteria dan prioritas.
i. SIRS yang
dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh petugas, bahkan bagi petugas yang
awam sekalipun terhadap teknologi computer (user friendly).
j. SIRS yang
dikembangkan sedapat mungkin menekan seminimal mungkin perubahan, karena
keterbatasan kemampuan pengguna SIRS di Indonesia, untuk melakukan adaptasi
dengan sistem yang baru.
k. Pengembangan diarahkan
pada subsistem yang mempunyai dampak yang kuat terhadap perngembangan SIRS.
2.2.8 Sasaran
Pengembangan SIRS
Atas
dasar dari penetapan kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS tersebut di atas,
selanjutnya ditetapkan sasaran pengembangan sebagai penjabaran Pengembangan
SIRS, sebagai berikut :
1. Memiliki
aspek pengawasan terpadu, baik yang bersifat pemeriksaan tau pengawasan (auditable)
maupun dalam hal pertanggungjawaban penggunaan dana (accountable) oleh
unit-unit yang ada di lingkungan Rumah sakit.
2. Terbentuknya
sistem pelaporan yang sederhana dan mudah dilaksanakan, akan tetapi cukup
lengkap dan terpadu.
3. Terbentuknya
suatu sistem informasi yang dapat memberikan dukungan akan informasi yang
relevan, akurat dan tepat waktu melalui dukungan data yang bersifat dinamis.
4. Meningkatkan
daya-guna dan hasil-guna seluruh unit organisasi dengan menekan pemborosan.
5. Terjaminnya
konsistensi data.
6. Orientasi
ke masa depan.
7. Pendayagunaan
terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi yang telah ada maupun sedang
dikembangkan, agar dapat terus dikembangkan dengan mempertimbangkan
integrasinya sesuai rancangan global SIRS.
2.2.9 Pengintegrasian
SIRS
Pengintegrasian
SRS merupakan suatu hal yang penting dalam SIRS yang baik.Secara manual
integrasi dapat juga dicapai,misalnya dari data satu bagian dibawa ke bagian
yang lain dan oleh petugas administrasi data tersebut digabung dengan data dari
system lain.Berbagai system di RS dapat saling berhubungan dengan system yang lain melalui
berbagai cara yang sesuai dengan kebutuhannya.Aliran informasi di antara system
sangat bermanfaat bila data dari suatu yang tersimpan dalam suatu system
diperlukan juga oleh system yang lainnya, atau output suatu system menjadi
input bagi system lainnya.
Keuntungan
utama dari integrasi system SIRS adalah membaiknya arus informasi di dalam RS
mengingat bahwa RS memilki berbagai unit yang operasionalnya saling
tergantung.Atau keuntungan itu merupakan sifatnya yang mendorong manajer untuk
mendistribusikannya/mengkomunikasikan informasi yang dihasilkan oleh
department/bagian/unitnya agar secara rutin mengalir ke system lain yang
dibutuhkan.
BAB III KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang bisa didapat dari pembahasan makalah di atas,antara lain :
1. Pengembangan
sistem informasi RS dapat diawali dengan pengembangan sistem
informasi di berbagai unit pelayanan yang selanjutnya diintegrasikan secara
keseluruhan untuk mengoptimalkan fungsi dari sistem informasi dalam
menghasilkan informasi yang baik,
2. Pengembangan
sistem informasi RS terintegrasi merupakan upaya yang penting dilakukan
untuk efektifitas dan efisiensi pelayanan di rumah sakit,
3. Sistem
informasi berbasis computer perlu diterapkan di era globalisasi ini,
4. Pemeliharaan
dan pengembangan SIRS butuh biaya yang besar,namun tidaklah berat jika
informasi telah menjadi asset organisasi,
5. Dan
lain sebagainya.