Selamat Datang diblog Saya

Senin, 27 Oktober 2014



 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Siapa pun yang pergi berbelanja atau ke bioskop telah mengalami ketidaknyamanan dalam mengantri untuk membeli atau membayar tiket. Yang menghabiskan sebagian waktunya untuk mengantri bukan hanya orang saja, tetapi juga produk yang menunggu giliran untuk diperbaiki, dan sebagainya. Karena waktu merupakan sumber daya yang berharga, pengurangan dalam waktu menunggu merupakan topik penting dalam analisa.
Mulyono (2002:285) mengemukakan bahwa:
“Analisa antrian pertama kali diperkenalkan oleh A.K. Erlang pada tahun 1913, yang mempelajari fluktuasi permintaan fasilitas telepon dan keterlambatan pelayanannya. Saat ini analisis antrian banyak diterapkan di bidang bisnis (bank, supermarket), industri (pelayanan mesin otomatis), transportasi (pelabuhan udara, pelabuhan laut) dan lain-lain. Seperti halnya analisis Markov, analisis antrian memberikan informasi probabilitas yang dinamakan operating characteristics, yang dapat membantu pengambil keputusan dalam merancang fasilitas pelayanan antrian untuk mengatasi permintaan pelayanan yang fluktuatif secara random dan menjaga keseimbangan antara biaya pelayanan dan biaya menunggu”.
Antrian dapat ditemui pada beberapa fasilitas pelayanan umum di mana masyarakat atau barang akan mengalami proses antrian dari kedatangan, memasuki ruangan, menunggu, hingga proses pelayanan berlangsung. Contohnya antrian mobil-mobil yang memasuki tempat usaha pencucian mobil, antrian para nasabah di bank untuk mendapatkan pelayanan dari para teller, antrian para pelanggan di suatu swalayan untuk melakukan pembayaran di kasir. Begitu juga dengan rumah sakit, pasien yang datang langsung dapat mendaftar dan kemudian menunggu sampai dipanggil nomor antriannya untuk dilayani.
 2 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan merupakan sebuah rumah sakit pemerintah yang dikelola pemerintah pusat dengan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara, terletak di lahan yang luas di pinggiran kota Medan. Rumah Sakit ini pernah menjadi pusat pelayanan dan penanganan korban jatuhnya pesawat Mandala Airlines sesaat setelah lepas landas dari Bandara Polonia dalam tujuannya ke Bandara Soekarno-Hatta pada 5 September 2005. Rumah Sakit H. Adam Malik mulai berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991 dengan pelayanan rawat jalan, sedangkan untuk pelayanan rawat inap baru dimulai tanggal 2 Mei 1992.
(http://www.id.wikipedia/org/wiki/Rumah_Sakit_Adam_Malik)
Menurut wawancara yang dilakukan pada tanggal 29 Juli 2012 dengan bapak S. Sihotang sebagai pegawai loket informasi di RSU Pusat H. Adam Malik Medan mengatakan bahwa disiplin antrian yang digunakan di rumah sakit ini adalah first come first served, di mana suatu peraturan terhadap pasien yang pertama datang itulah yang pertama dilayani.
Proses untuk mendapatkan pelayanan pasien rawat jalan yang menggunakan JAMKESMAS/JAMKESDA di RSU Pusat H. Adam Malik Medan adalah sebagai berikut:
1. Pasien datang ke pusat informasi mengisi dan melengkapi berkas untuk pelayanan yang diperlukan.
2. Pasien mengambil nomor antrian di ruang Instalasi Rawat Jalan.
3. Pasien mendaftarkan berkas di loket 2.
4. Pasien menunggu pengambilan berkas kartu berobat di loket 5.
5. Pasien mengambil mengambil berkas kartu berobat dan pergi menuju poliklinik yang sesuai dengan penyakitnya.

3 Struktur antrian dasar yang digunakan di RSU Pusat H. Adam Malik Medan adalah satu saluran banyak tahap (single channel multiple phase) dan disajikan pada Gambar 1.1.

pasien
datang
loket informasi mengambil loket 2 loket 5 poliklinik
nomor antrian yang dituju
Gambar 1.1.
Struktur Antrian Dasar di RSU Pusat H. Adam Malik Medan

Oleh sebab itu di RSU Pusat H. Adam Malik Medan sering terjadi antrian yang panjang pada pukul 08.00-11.00 WIB, yang disebabkan banyaknya pasien rawat jalan yang menggunakan JAMKESMAS/JAMKESDA menunggu di loket 5 yaitu tempat pengambilan berkas kartu berobat di Instalasi Rawat Jalan. Sementara pada pukul 12.00-13.00 WIB sering tidak terjadi antrian yang menyebabkan pelayan menganggur.
Hal ini menjadi perhatian yang sangat penting bagi pihak RSU Pusat H. Adam Malik Medan. Pelayanan yang optimal dalam dunia kesehatan adalah suatu hal yang sangat penting, karena disamping menyangkut masalah baik buruknya reputasi rumah sakit, juga menyangkut masalah nyawa dari pasien itu sendiri. Untuk mengatasi masalah antrian ini sudah selayaknya pihak rumah sakit menambah fasilitas pelayanan yang dibutuhkan agar dapat mengurangi antrian.
Dengan demikian penulis melakukan penelitian secara sistematis untuk menganalisis antrian di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan dan mencari solusi untuk mengatasi terjadinya antrian. Sehingga dapat memuaskan pasien dan menciptakan kedisplinan dalam rumah sakit dan memberikan pelayanan yang optimal.
Dari uraian di atas, penulis mengangkat permasalahan ini sebagai judul skripsi yaitu “Analisis Sistem Antrian Pelayanan Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan”.

4
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana mengatasi terjadinya antrian terhadap pasien rawat jalan yang menggunakan JAMKESMAS/JAMKESDA di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan dengan mengaplikasikan analisis antrian?
1.3. Batasan Masalah

Agar pembahasan masalah dalam tulisan ini tidak menyimpang, maka diperlukan beberapa batasan masalah yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.
2. Penelitian difokuskan kepada pasien rawat jalan yang menggunakan JAMKESMAS/JAMKESDA yang menunggu di loket tempat pengambilan berkas kartu berobat.
3. Disiplin antrian yang digunakan adalah first come first served .

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah mencari solusi untuk mengatasi terjadinya antrian dengan mempertimbangkan juga faktor biaya berkaitan dengan penambahan pelayanan yaitu total biaya tunggu sistem antrian yang minimum terhadap pasien rawat jalan yang menggunakan JAMKESMAS/JAMKESDA di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan dengan mengaplikasikan analisis antrian.
5
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
a. Bagi pihak rumah sakit, sebagai bahan masukan dalam menentukan kebijakan mengurangi antrian untuk peningkatan pelayanan pada Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.
b. Bagi peneliti, sebagai penerapan teori analisis antrian yang diperoleh selama kegiatan perkuliahan ke dalam praktek sebenarnya, serta sebagai pengalaman dalam menganalisis suatu masalah secara ilmiah.
c. Bagi penelitian sejenisnya, sebagai referensi yang berhubungan dengan masalah analisis antrian dalam pengembangan penulisan karya tulis ilmiah.

Tinjauan Pustaka
Pengertian Sistem
BAB II                                                                        PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Sistem
            Manajemen yang modern yang ada saat ini berkembang dari suatu teori dan metode ilmiah yang kompleks. Teori dan metode tersebut didasarkan pada pendekatan secara teknik-teknik tertentu. Suatu teknik-teknik itu harus membuat suatu pemahaman tentang organisasi secara keseluruhan, terstruktur dan terintegrasi satu sama lainnya. .

2.1.1 Definisi sistem
Suatu sistem yang dibangun dan dikembangkan untuk menunjang proses manajerial dan proses operasional perbankan haruslah berdasarkan tatanan teknologi yang bersaing, yaitu teknologi yang berbasis komputer.
Untuk dapat mendefinisikan sistem ada dua penekanan, yaitu :
1.Penekanan prosedur
Prosedur  adalah  suatu  urutan  operasi  klerikal  (tulis-menulis),  biasanya melibatkan   beberapa   orang   didalam   satu  atau   lebih   departemen   yang
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
2.Elemen atau Komponen
Suatu sistem berdasarkan penekanan pada elemem atau komponen adalah kumpulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran tertentu dari suatu organisasi.
            Dari beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan pengertian sistem adalah sebagai berikut :
1).        Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
2).        Sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang saling berhubungan dan bertanggung jawab memproses masukan sehingga menghasilkan keluaran.
3).        Sistem adalah kumpulan (gabungan objek atau ide) yang saling terpadu untuk mencapai tujuan tertentu.
4).        Sistem adalah sesuatu yang mempunyai tujuan dan sasaran sebagai hasil akhir.
5).        Sistem adalah sebuah tatanan (keterpaduan) yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional yang saling berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses ataupun pekerjaan tertentu.

2.1.2    Komponen Sistem
Untuk membentuk suatu sistem ada beberapa komponen yang harus dimiliki, antara lain:
1.         Perangkat keras/ hardware adalah komponen fisik berupa peralatan input, proses dan output .
2.         Perangkat lunak/ software adalah instruksi-instruksi yang membuat komputer sebagai perangkat keras melakukan pekerjaan tertentu.
3.         SDM/ brainware adalah user atau pengoperasi sistem.
4.         Data adalah fakta-fakta, perkiraan-perkiraan, pendapat-pendapat yang belum memiliki arti kegunaan.
5.         Prosedur adalah instruksi-instruksi yang digunakan dalam mengoperasikan sistem.

2.1.3 Konsep Dasar Informasi
            Informasi ibarat darah yang mengalir didalam tubuh organisasi, sehingga informasi ini sangat penting didalam suatu organisasi. Informasi yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima. Sumber dari informasi adalah data (kenyataan yang akan menggabungkan kejadian-kejadian dan kesatuan nyata).
Beberapa definisi dari Informasi :
1.         Informasi adalah data yang telah diberikan pengertian dan konteks kegunaannya serta dikomunikasikan kepada pengguna yang membutuhkannya sebagai keputusan.
2.         Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi pemakai dalam mengambil suatu keputusan.
3.         Informasi sebagai data yang telah diolah dapat berupa gambar, teks, dokumen dan suara yang telah diorganisasikan dan memiliki makna.
4.         Informasi adalah hasil dari kegiatan pengolahan data yang memberikan bentuk yang lebih berarti dari suatu kejadian.

2.1.4 Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan, pengolahan, transakssi harian, pendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi serta penyediaan laporan-laporan yang diperlukan.bagi pihak luar tertentu.
Sistem informasi adalah system yang menyediakan informasi yang sepesifik yang mendukung proses pengambilan keputusan pada setiap tingkatan organisasi.
Sistem informasi adalah seperangkat tata cara,metodologi,organisasi,perangkat lunak,dan perangkat keras yang dibutuhkan untuk memasukkan dan mengambil kembali data yang dibutuhkan untuk menjalankan dan mengelola organisasi.

2.1.5  Konsep Dasar Analisis Sistem
            Analisis sistem adalah suatu proses untuk memahami sistem yang ada, termasuk mendiagnosa masalah dan memberikan solusi penyelesaian.
Adapun langkah-langkah menganalisis sistem informasi adalah sebagai berikut :
1.         Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada
2.         Memahami kerja sistem yang ada
3.         Membuat laporan hasil analisis

2.1.6 Konsep Dasar Perancangan Sistem
Perancangan sistem  dimaksudkan untuk menghasilkan sistem informasi baru yang benar-benar dapat menjalankan semua aktifitas dengan baik sehingga dapat menghasilkan suatu hasil yang digunakan sesuai dengan tujuan.
            Perancangan sistem informasi adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan system, pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.


2.1.7 Komponen Sistem Informasi
1.      Blok masukan,terdiri dari kombinasi prosedur,logika dan model matematik yang akan memanipulasi data masukan dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.Komponen ini merupakan bahan dasar dalam pengolahan informasi.
2.      Blok keluaran,merupakan produk dari system informasi berupa informasi yang berkwalitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai system.
3.      Blok teknologi,merupakan toolbox untuk menerima masukan,menjalankan model,menyimpan dan mengakses data,menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian system secara keseluruhan.Teknologi terdiri dari 3 bagian utama,yaitu teknisi,hardware dan software.
4.      Blok basis data,merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya,tersimpan di hardware computer dan digunakan software untuk memanipulasinya .Terdapat 3 hal penting terkait basis data,yaitu data yang diorganisasi dalam bentuk basis data,simpana permanen untuk basis data tersebut,dan perangkat lunak yang digunakan untuk memanipulasinya.
5.      Blok kendali,merupakan mekanisme yang dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak system dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat teratasi.
2.1.8 Jenis-jenis Sistem Informasi
1.      Sistem pengelolaan transaksi,adalah system informasi terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin dan inventarisasi.
2.      Sistem otomasi perkantoran,system yang dipakai untuk menganalisis informasi sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum membaginya atau menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi dan kadang-kadang dengan di luar itu.
3.      Sistem kerja pengetahuan,adalah system yang mendukung para pekerja professional seperti ilmuan,insinyur dan doctor dengan membantu mereka menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka mengkonstribusikannya ke organisasi atau masyarakat.
4.      Sistem informasi manajemen,merupakan system yang menghasilkan informasi untuk kepentingan manajerial atau proses-proses manajemen organisasi.
5.      Sistem pendukung keputusan,merupakan system informasi terkomputerisasi di atas system informasi manajemen yang lebih menekankan pada fungsi mendukung pengambilan keputusan di seluruh tahap-tahapnya.
6.      Sistem pakar dan kecerdasan buatan,merupakan system yang menggunakan pendekatan kecerdasan buatan untuk menyelesaikan masalah serta memberikannya lewat pengguna bisnis dan secara efektif menangkap dan menggunakan pengetahuan seorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang alami dalam suatu organisasi.

2.2.Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
2.2.1 . Pengertian Sistem Informasi Rumah Sakit
            Sistem informasi rumah sakit adalah suatu tatanan yang berurusan dengan pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisa dan penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit.
            Berikut merupakan gambar struktur hirarki dari sebuah sistem informasi rumah sakit yang terdiri dari input,proses,output serta balikan kontrol.

Gambar 2.1 Struktur Hirarki Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
2.2.2. Jenis Sistem Informasi Rumah Sakit
            Secara global sistem informasi rumah sakit terbagi atas :
1. Sistem Informasi Klinik
2. Sistem Informasi Administrasi
3. Sistem Informasi Manajemen
            Masing- masing sistem bisa dilakukan secara sendiri-sendiri atau secara bersamaan sebagai suatu kesatuan yang integral. Dibawah ini  merupakan uraian lebih lanjut mengenai sistem informasi rumah sakit.
1. Sistem Informasi Klinik
Merupakan sistem informasi yang  secara langsung untuk membantu pasien dalam hal pelayanan medis. Contoh :
1.         Sistem Informasi di ICU
2.         Sistem Informasi pada alat seperti CT Scan, USG tertentu.
2.  Sistem Informasi Administratif
Merupakan sistem informasi yang membantu pelaksanaan administratif di rumah sakit. Contoh :
1.         Sistem Informasi Administratif
2.         Sistem Informasi Biling System
3.         Sistem Informasi Farmasi
4.         Sistem Informasi Penggajian
3. Sistem Informasi Manajemen
Merupakan sistem Informasi yang membantu manajemen rumah sakit dalam pengambilan keputusan. Contoh :
1.         Sistem Informasi manajemen pelayanan
2.         Sistem Informasi Keuangan
3.         Sistem Informasi Pemasaran
Ketiga jenis sistem informasi diatas merupakan pembagian jenis sistem informasi rumah sakit berdasarkan pemakaiannya dan apabila dikelompokan akan membentuk beberapa kelompok lagi, yaitu :
1. Individual
Sistem hanya berjalan sendiri tanpa terkait dengan sistem yang lain. Contoh
a.         Sistem Informasi Billing System
b.         Sistem Penggajian
2. Modular
            Beberapa sistem dikaitkan dalam satu kelompok, sehingga tidak berjalan secara individu. Contoh :
a.                   Sistem Informasi Keuangan
b.                  Sistem Informasi Administrasi terkait dengan Billing System.
3.Terpadu
Semua sistem terkait dan berjalan secara bersamaan serta menjadi satu kesatuan.

2.2.3 Desain SIRS
          Rancang Bangun Rumah Sakit  sangat bergantung kepada jenis dari rumah sakit tersebut. Rumah sakit di Indonesia, berdasarkan kepemilikannya dibagi menjadi 2, sebagai berikut:
a.       Rumah Sakit Pemerintah, yang dikelola oleh:
 1) Departemen Kesehatan,
2) Departemen Dalam Negeri,
3) TNI,
4) BUMN.
Sifat rumah sakit ini adalah tidak mencari keuntungan (non profit)
b.      Rumah Sakit Swasta, yang dimiliki dan dikelola oleh sebuah yayasan, baik yang sifatnya tidak mencari keuntungan (non profit) maupun yang memang mencari keuntungan (profit)
 Berdasarkan sifat layanannya rumah sakit dibagi 2, sebagai berikut:
a. Rumah Sakit Umum
      Untuk Rumah Sakit Pemerintah, Rumah Sakit Umum digolongkan menjadi 4 tingkatan, sebagai berikut:
1) Rumah Sakit Umum tipe A, rumah sakit umum yang memberikan layanan medis spesialistik dan subspesialistik yang luas.
2) Rumah Sakit Umum tipe B, rumah sakit umum yang memberikan layanan medis spesialistik dan subspesialistik yang terbatas.
3) Rumah Sakit Umum tipe C, rumah sakit umum yang memberikan layanan medis spesialistik yang terbatas, seperti penyakit dalam, bedah, kebidanan dan anak.
4) Rumah Sakit Umum tipe D, rumah sakit umum yang memberikan layanan medis dasar.
Untuk Rumah Sakit Swasta, Rumah Sakit Umum digolongkan menjadi 3 tingkatan sebagai berikut:
1)      Rumah Sakit Umum Pratama, rumah sakit umum yang memberikan layanan medis umum,
2)      Rumah Sakit Umum Madya, rumah sakit umum yang memberikan layanan medis spesialistik,
3)      Rumah Sakit Umum Utama, rumah sakit umum yang memberikan layanan medis spesialistik dan subspesialisitik.
b. Rumah Sakit Khusus
        Rumah sakit khusus ini banyak sekali ragamnya, rumah sakit ini melakukan penanganan untuk satu atau beberapa penyakit tertentu dan layanan medis subspesialistik tertentu. Yang masuk dalam kelompok ini diantaranya: Rumah Sakit Karantina, Rumah Sakit Bersalin, dsb.
2.2.4 Fungsi SIRS
           Berikut ini beberapa fungsi dari SIRS di bagian-bagian sub system yang ada dalam system (rumah sakit), yaitu :
a. Subsistem Layanan Kesehatan, yang mengelola kegiatan layanan kesehatan.
b. Subsistem Rekam Medis, yang mengelola data pasien.
c. Subsistem Personalia, yang mengelola data maupun aktivitas tenaga medis maupun tenaga administrative Rumah sakit.
d. Subsistem Keuangan, yang mengelola data-data dan transaksi keuangan.
e. Subsistem Sarana/Prasarana, yang mengelola sarana dan prasarana yang ada di dalam rumah sakit   tersebut, termasuk peralatan medis, persediaan obat-obatan dan bahan habis pakai lainnya.
f. Subsistem Manajemen Rumah Sakit, yang mengelola aktivitas yang ada didalam rumah sakit tersebut,termasuk pengelolaan data untuk plan jangka panjang,menengah,pendek,pengambilan keputusan dan untuk layanan pihak luar.
       Ke 6 subsistem tersebut diatas kemudian harus dijabarkan lagi ke dalam modul-modul yang sifatnya lebih spesifik. Subsistem Layanan Kesehatan dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi :
  1. Registrasi Pasien, yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan pengidentifikasian m
aupun pembuatan statistik dari pasien masuk sampai keluar. Modul ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan, dan info kamar rawat inap.
  2. Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti: penyakit dalam, bedah, anak,obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dan mulut, kardiologi, radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnose dan tindakan terhadap pasien agar tersimpan dalam rekam medis.
  3. Rawat Inap. Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi dokter,hubungan dengan poliklinik/penunjang medis.
  4. Penunjang Medis/Laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaan seperti: ECG, EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan lain-lain.
  5. Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab medik), baik secara langsung maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM. Modul ini juga mencatat transaksi harian pasien (laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang, manajemen deposit dan lain-lain.
  6. Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-obatan.

2.2.5 Manfaat Sistem Informasi rumah Sakit
Sistem informasi rumah sakit memiliki beberapa manfaat yang didapat apabila sebuah rumah sakit menerapkanya dengan baik. Dibawah ini merukan contoh manfaat yang didapat apabila menggunakan sistem informasi rumah sakit.
1.                  Pengendalian mutu pelayanan medis,
2.                  Pengendalian mutu dan penilaian produktivitas,
3.                  Analisa pemanfaatan dan perkiraan kebutuhan,
4.                  Perencanaan dan evaluasi program,
5.                  Menyederhanakan pelayanan,
6.                  Mengembangkan dan memperbaiki sistem yang telah ada sehingga memberikan suatu nilai tambah bagi manajemen,
7.                  Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam rangka pengelolaan rumah sakit.

2.2.6  Konsep Dasar Pengembangan SIRS
              Sistem informasi yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karna beberapa hal,yaitu :
a.       Adanya permasalahan yang timbul pada sistem  lama
b.      Untuk memperoleh peluang
c.       Adanya instruksi
  Adapun dampak dari pengembangan SIRS adalah sebagai berikut :
1.      Terjadi peningkatan kinerja para pegawai dalam organisasi,
2.      Adanya peningkatan informasi yang dibutuhkan organisasi,
3.      Meningkatnya efisiensi,
4.      Meningkatnya pengendalian,
5.      Meningkatnya operasional pelayanan.
   Berikut konsep-konsep dasar pengembangan SIRS, yaitu :
a)      System informasi tidak indentik dengan system komputerisasi (system informasi dengan cara manual dan system informasi berbasis computer/Computer Based Information System atau CBIS),
b)      Sistem informasi adlah system yang dinamis,yaitu ditentukan oleh dinamika perkembangan organisasi dengan konsekuensi perkembangan informasi tidak pernah berhenti,
c)      System informasi mengikuti siklus hidup system,yaitu lahir (berubah dari system lain),  berkembang,mantap dan  mati (berubah menjadi system lain) dengan konsekwensi ada umur layak guna,dimana umur layak guna ditentukan oleh perkembangan organisasi,perkembangan teknologi,dan  perkembangan tingkat kemampuan user (tingkat pemahaman TI,tingkat kemampuan belajar,dan tingkat able beradaptasi atau yang dikenal dengan End User Computing/EUC,
d)     Daya guna system informasi ditentukan oleh tingkat integritas system informasi itu ,artinya perlu adanya sinkronisasi antara aspek manual (yang berisi prosedur operasional standar)sangat dipengaruhi oleh karakteristik user termasuk abling manajerial pimpinan organisasi dengan aspek otomasi/computer yang dipengaruhi oleh abling teknik pengembang,
e)      Keberhasilan program ditentukan oleh strategi yang dipilih atau tahapan-tahapan dalam pengembangan SIRS,yaitu pembuatan rencana induk pengembangan,pembuatan rancangan global (penjabaran system sampai ke aplikasi,keterkaitan antara sub-sub system dsb),pembuatan rancangan detail/rinci (pembuatan kamus elemen data,data flow diagram,dsb),implementasi (pengembangan software aplikasi),dan operasionalisasi. Dalam pemilihan strategi harus dipertimbangkan berbagai factor seperti : keadaan yang sekarang dihadapi, keadaan pada waktu system informasi siap dioperasionalkan dan keadaan dimasa mendatang, termasuk antisipasi perkembangan organisasi dan perkembangan teknologi.
f)       Pengembangan dengan pendekatan fungsi dan dilakukan secara menyeluruh (holistic).Adapun kelemahan pendekatan berdasarkan struktur organisasi di antaranya struktur organisasi seringkali tidak menggambarkan fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi tersebut,dan terjebak dalam kompleksitas struktur organisasi dan kelemahan berdasarkan secara sektoral/segmental di antaranya ada system yang tidak terditeksi,menghasilkan system yang terfrekmentasi dan kesulitan dalam proses integrasi,
g)      Informasi telah menjadi asset organisasi.Penguasaan informasi internal dan eksternal merupakan salah satu keunggulan kompetitif dan keberadaan informasi tersebut (menentukan kelancaran dan kwalitas kerja,menjadi ukuran kinerja organisasi,dan menjadi acuan atau menentukan peringkat organisasi dalam persaingan baik di tingkat local maupun global) serta biaya pengembangan dan pemeliharaan SI,
h)      Penjabaran system dengan struktur hirarkis yaitu ada system (terdiri dari 1/lebih subsistem),sub system (terdiri dari 1/lebih modul),modul (terdiri dari 1/lebih sub modul),dan sub modul (terdiri dari 1/lebih aplikasi).

2.2.7 Kriteria dan Kebijakan Pengembangan SIRS
             Dalam melakukan pengembangan SIRS, pengembang haruslah bertumpu dalam 2 hal penting yaitu kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS dan sasaran pengembangan SIRS tersebut. Adapun kriteria dan kebijakan yang umumnya dipergunakan dalam penyusunan spesifikasi SIRS adalah sebagai berikut:
a. SIRS harus dapat berperan sebagai subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional dalam memberikan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.
b. SIRS harus mampu mengaitkan dan mengintegrasikan seluruh arus informasi dalam jajaran Rumah Sakit dalam suatu sistem yang terpadu.
c. SIRS dapat menunjang proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan maupun pengambilan keputusan operasional pada berbagai tingkatan.
d. SIRS yang dikembangkan harus dapat meningkatkan daya-guna dan hasil-guna terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi rumah sakit yang telah ada maupun yang sedang dikembangkan.
e. SIRS yang dikembangkan harus mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan dimasa datang.
f. Usaha pengembangan sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu dengan biaya investasi yang tidak sedikit harus diimbangi pula dengan hasil dan manfaat yang berarti (rate of return) dalam waktu yang relative singkat.
g. SIRS yang dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian sedini mungkin.
h. Pentahapan pengembangan SIRS harus disesuaikan dengan keadaan masing-masing subsistem serta sesuai dengan kriteria dan prioritas.
i. SIRS yang dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh petugas, bahkan bagi petugas yang awam sekalipun terhadap teknologi computer (user friendly).
j. SIRS yang dikembangkan sedapat mungkin menekan seminimal mungkin perubahan, karena keterbatasan kemampuan pengguna SIRS di Indonesia, untuk melakukan adaptasi dengan sistem yang baru.
k. Pengembangan diarahkan pada subsistem yang mempunyai dampak yang kuat terhadap perngembangan SIRS.

2.2.8 Sasaran Pengembangan SIRS
       Atas dasar dari penetapan kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS tersebut di atas, selanjutnya ditetapkan sasaran pengembangan sebagai penjabaran Pengembangan SIRS, sebagai berikut :
1.      Memiliki aspek pengawasan terpadu, baik yang bersifat pemeriksaan tau pengawasan (auditable) maupun dalam hal pertanggungjawaban penggunaan dana (accountable) oleh unit-unit yang ada di lingkungan Rumah sakit.
2.      Terbentuknya sistem pelaporan yang sederhana dan mudah dilaksanakan, akan tetapi cukup lengkap dan terpadu.
3.      Terbentuknya suatu sistem informasi yang dapat memberikan dukungan akan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu melalui dukungan data yang bersifat dinamis.
4.      Meningkatkan daya-guna dan hasil-guna seluruh unit organisasi dengan menekan pemborosan.
5.      Terjaminnya konsistensi data.
6.      Orientasi ke masa depan.
7.      Pendayagunaan terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi yang telah ada maupun sedang dikembangkan, agar dapat terus dikembangkan dengan mempertimbangkan integrasinya sesuai rancangan global SIRS.

2.2.9 Pengintegrasian SIRS
         Pengintegrasian SRS merupakan suatu hal yang penting dalam SIRS yang baik.Secara manual integrasi dapat juga dicapai,misalnya dari data satu bagian dibawa ke bagian yang lain dan oleh petugas administrasi data tersebut digabung dengan data dari system lain.Berbagai system di RS dapat saling berhubungan dengan system yang lain  melalui berbagai cara yang sesuai dengan kebutuhannya.Aliran informasi di antara system sangat bermanfaat bila data dari suatu yang tersimpan dalam suatu system diperlukan juga oleh system yang lainnya, atau output suatu system menjadi input bagi system lainnya.
        Keuntungan utama dari integrasi system SIRS adalah membaiknya arus informasi di dalam RS mengingat bahwa RS memilki berbagai unit yang operasionalnya saling tergantung.Atau keuntungan itu merupakan sifatnya yang mendorong manajer untuk mendistribusikannya/mengkomunikasikan informasi yang dihasilkan oleh department/bagian/unitnya agar secara rutin mengalir ke system lain yang dibutuhkan.

BAB III                                              KESIMPULAN
  Adapun kesimpulan yang bisa didapat dari pembahasan makalah di atas,antara lain :
1.      Pengembangan sistem informasi RS dapat diawali dengan pengembangan sistem informasi di berbagai unit pelayanan yang selanjutnya diintegrasikan secara keseluruhan untuk mengoptimalkan fungsi dari sistem informasi dalam menghasilkan informasi yang baik,
2.      Pengembangan sistem informasi RS terintegrasi merupakan upaya yang penting dilakukan untuk efektifitas dan efisiensi pelayanan di rumah sakit,
3.       Sistem informasi berbasis computer perlu diterapkan di era globalisasi ini,
4.      Pemeliharaan dan pengembangan SIRS butuh biaya yang besar,namun tidaklah berat jika informasi telah menjadi asset organisasi,
5.      Dan lain sebagainya.














Categories

Unordered List

Sample Text

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget